Cara Kerja Obat Pada Penyakit Rematik

IL-6 Signaling

Gambar 1. Signaling IL-6 (Camporeale A, Poli V. IL-6, IL-17 and STAT3: a holy trinity in auto-immunity? Frontiers in Bioscience, 2012;17: 2306-2326)

 

Semua obat di dalam ilmu kedokteran harus diketahui mekanisme bekerjanya, kemudian penyerapan obat, metabolisme obat serta ekskresi sisa metabolisme juga struktur kimianya, interaksi dengan obat yang lain.

 

Sebelum dipasarkan.obat yang berbentuk zat kimia dilakukan uji klinis mulai dari binatang coba, bila pada binatang coba diketahui keamanannya dan efektivitasnya baru dicobakan pada manusia. Uji coba obat di dalam penelitian sering disebut uji klinis melalui berbagai tahapan. Fase I dan fase II untuk mengetahui dosis yang efektif diberikan pada manusia, sedangkan Fase III untuk mengetahui keamanan dan efektivitas obat tersebut. Setelah melalui Fase III, maka obat akan dipatenkan dan didaftarkan pada FDA untuk diproduksi massal dan dipasarkan. Setelah dipasarkan bukan berarti obat tanpa pengawasan, obat tetap dalam pengawasan yang sangat ketat, bila ada laporan-laporan yang merugikan sesegera mungkin FDA akan mengumumkan bahwa obat tersebut akan dilarang beredar.

 

Oleh karena itu tidak semua zat kimia bisa disebut sebagai obat bila tidak diketahui mekanisme kerjanya, misalnya suplemen makanan yang dianggap sebagai obat oleh masyarakat awam. Jadi tidak sederhana Dokter dalam menuliskan resep, mereka menuliskan resep artinya tahu efektivitas dan efek samping obat yang diresepkan pada pasien. Oleh karena respon obat tiap individu berbeda maka tidak bisa digenelarisir begitu saja pemakaian atau pemilihan obat.

 

Dengan teknologi baru, obat-obat yang diciptakan pada tahun-tahun terakhir, target atau mekanisme kerja obat makin jelas karena berkembangnya ilmu biologi molekuler, misalnya obat anti sitokin (anti-TNFalfa) maka obat tersebut membloking TNFalfa untuk tidak memicu inflamasi pada penyakit-panyakit autoimun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *