Antiphospholipid Syndrome (APS)

Antiphospholipid syndrome (APS) sering disebut hughes syndrome (1983) yang pertama kali mengemukakan tentang antibodi phospholipid terkait dengan trombosis baik di arteri atau pembuluh darah vena yang manifestasinya bisa berupa stroke, hipertensi pulmonal atau keguguran yang berulang. Antibodi ini sampai saat ini mekanismenya belum diketahui dengan pasti bagaimana antibodi ini menimbulkan trombosis atau sumbatan pada pembuluh darah. Dugaannya antibodi ini memicu terjadinya trombosis. APS bisa disebut primer atau sekunder, biasanya yang sekunder terkait dengan penyakit autoimun atau infeksi.
Pada kondisi normal di dalam darah ada sistem yang disebut sistem koagulasi yaitu sistem pembekuan darah yang berfungsi untuk menghentikan perdarahan akibat trauma (luka gores). Bila kita terluka dan lukanya tidak terlalu lebar, dan bila kita amati luka tersebut akan terhenti perdarahannya dengan cara menekan luka. Saat luka keluar zat yang disebut tissue factor, zat ini berfungsi mengaktivasi system koagulasi. Bila system koagulasi ini sudah teraktivasi, maka akan terbentuk trombos yang menghentikan perdarahan.
Pada APS, antibodi ini memicu system koagulasi yang seharusnya hanya teraktivasi bila terjadi trauma (luka), sehingga menyebabkan thrombosis atau penyumbatan di pembuluh darah. Sebenarnya tidak ada kekentalan darah akibat antibodi ini.
Manifestasi APS: keguguran berulang, bayi lahir kecil, prematur, eklampsia, sumbatan pembuluh darah pada jari-jari tangan yang menimbulkan kematian jaringan, sumbatan pada pembuluh darah otak yang manifestasinya bisa berupa stroke. APS umumnya dikaitkan dengan penyakit autoimun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *